Monday, July 10, 2017

Explore Norway (3): One Day in Bergen

Selamat malam waktu Indonesia Bagian Barat! Akhirnya saya lanjutkan tulisan ini setelah beberapa waktu beradaptasi dengan kegiatan pasca lebaran. Ohya, sebelumnya mumpung masih di bulan Syawal, saya pribadi mengucapkan Mohon maaf lahir & batin untuk para pembaca blog saya, baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja melihat tulisan ini :)

Kali ini saya akan melanjutkan cerita pengalaman perjalanan ke salah satu kota yang sudah dinanti-nanti untuk disinggahi, karena konon ceritanya kota ini begitu klasik dan romantis**** :))


Foto: Pemandangan Indah dengan Bangunan Klasik nan Romantis di Balik Balkon Kamar Hotel

(Lanjutan cerita dari tulisan sebelumnya….) Kami menginap di P-Hotel, hotel yang cukup minimalis namun berada di pusat kota Bergen. Besok harinya, sebelum menikmati indahnya kota Bergen, saya disambut oleh “morning greeting” yang menyangkut di gagang pintu kamar hotel (Baca = Sarapan :))). Ohya, untuk pilihan menu Breakfast disini memang hanya 2: Sandwhich w/ham & cheese atau cheese sandwhich. Bagi yang mencar menu vegetarian maupun halal food, kami sarankan untuk memilih menu yang kedua J Namun seperti biasa, saya memilih untuk menikmati buah yang saya dapat sebeum saya makan menu “berat” di pagi hari (Alhamdulillah masih bisa Food Combining tipis-tipis :D).

Foto: "Sebungkus" Sarapan

Foto: Tulisan pun ada yang miring

Karena tidak mau melewatkan indahnya pemandangan di pagi hari kota Bergen, kami pun memutuskan untuk segera berjalan-jalan. Pagi itu, di langit kota Bergen matahari musim semi bersinar cerah, tidak turun salju. Udara cukup sejuk sekitar 7 derajat namun angin tidak terlalu kencang. Kami berjalan menuju ke taman kota (di Indonesia mungkin mirip dengan alun2 namun dengan pemandangan gunung beserta rumah warna warninya, di tengahnya terdapat danau dengan air mancur). Awalnya, saya berpikir danau tersebut adalah buatan, namun setelah mencari informasi lebih lanjut, ternyata danau di tengah taman kota Bergen atau yang biasa disebut dengan Lille Lungegardsvannet tersebut merupakan danau alami yang dahulu terhubung dengan selat pendek, namun selat tersebut kini telah menjadi daratan. Awalnya, danau tersebut lebih besar, namun saat ini memang telah dipersempit dan dibentuk menjadi segi delapan.

Foto: Taman Kota Bergen

Foto: Sarapan dengan pemandangan Lille Lungegardsvannet 
dan Rumah warna warni khas Bergen



Bergen sendiri merupakan sebuah kota yang berada di daerah pantai bagian barat daya Norwegia. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan perairan berliku diantara pegunungan tersebut (fjord), termasuk bagian terpanjang dan terdalam dari fjord, yang biasa disebut dengan sognefjord. Salah satu yang khas dari kota ini yaitu deretan rumah kayu tua yang berwarna warni yang berada di dermaga tua, yang pada zaman dahulu pernah menjadi pusat perdagangan pada masa kerajaan Haseantic. Saya pun sangat menikmati pemandangan alam yang indah beserta bangunan-bangunan klasik khas Bergen.

Foto: Suasana Pagi Hari yang Cerah di Taman Kota Bergen

Foto: Bangunan di Sekitar Taman di Pusat Kota Bergen

Foto: Bangunan di Sekitar Taman di Pusat Kota Bergen


Setelah cukup lama menikmati pemandangan indah di taman, kami melanjutkan berjalan kaki menjelajahi pusat kota Bergen sembari mencari toko souvenir. Di kota ini, saya benar-benar merasakan suasana yang artistic karena berbagai hasil karya yang saya temukan hampir di sepanjang jalan dan tiap bangunan yang saya lewati.

Foto: Patung Violist di Dekat Taman di Pusat Kota Bergen



 Sekitar 500 meter berjalan, akhirnya kami sampai ke dermaga tua. Di depan dermaga tersebut terdapat pusat toko Souvenir dengan rumah kayu warna warninya.


Foto: Pemandangan Saat Menuju Dermaga


Foto: Penyebrangan Jalan Menuju Dermaga & Rumah-rumah Kayu

Foto: Suasana Diantara Dermaga, Beberapa Resto, & Toko Souvenir


Setelah puas (baca: lelah) berjalan-jalan, kami pun kembali ke hotel untuk bersiap check out dan kembali ke Copenhagen. Rombongan kami sempat terpencar ketika menuju ke bandara, saya dan 3 tante saya memutuskan untuk menuju bandara dengan Bergen Light Rail. Inilah suasana yang tidak bisa ditemukan di Indonesia. Setelah membeli tiket, kami pun masuk kereta sembari menunggu pemeriksaan tiket. Namun hingga tiba di bandara, ternyata tidak ditemukan pemeriksaan tiket kereta. Yang ada hanyalah beberapa penumpang yang menggunakan kartu dan menggeseknya di mesin. Sedangkan bagi yang tidak menggunakan kartu, cukup duduk manis atau berdiri sampai ke tempat tujuan. Suasana disiplin dan jujur ini membuat saya kagum. Bagaimana bila diterapkan di transportasi umum di Indonesia?

Foto: Nota Bukti Pembelian Tiket 


Foto: Suasana di Dalam Bergen Light Rail


Foto: Pemandangan saat Menuju Bandara



Demikian Perjalanan saya menikmati indahnya kota Bergen, Norwegia selama (kurang dari) sehari. Nantikan lanjutan cerita saya ke destinasi berikutnya :) Selamat tengah malam! 


Friday, June 9, 2017

Explore Norway: From Oslo to Bergen (2)

(Lanjutan tulisan berikutnya, setelah menulis lagi karena file sebelumnya “nyangkut” tidak bisa dibuka T_T….)


Kami berjalan sembari menikmati dinginnya hujan salju menuju Oslo Central Station. Awalnya, hujan salju turun sangat sedikit, namun semakin mendekati stasiun, hujan salju yang turun semakin deras dan angin yang berhembus makin kencang. Kami pun buru-buru memasuki stasiun untuk menghangatkan diri.

Selanjutnya kami mempersiapkan tiket untuk melanjutkan perjalanan ke Bergen dengan fjord tours, “Norway in a Nutshell”. Fjord Tours ini merupakan agen perjalanan di Norwegia yang mngantarkan para turis ke berbagai daerah dengan pemandangan klasik yang indah khas Norwegia, lengkap dengan wisata mulai dari melewati pegunungan dengan kereta, melewati aliran sungai yang jernih dan perumahan warna dengan bis, serta melintasi fjord dengan menggunakan kapal. Di Fjord Tours ini, kami tidak dibimbing oleh tour guide, dimana perjalanan ini memang disediakan bagi orang-orang yang menginginkan perjalanan dengan lebih “bebas”. 
Setelah menukarkan tiket fjord tours menuju Bergen, kami pun memulai perjalanan diawali dengan menggunakan kereta menuju Myrdal.


Beberapa saat setelah naik kereta dan kereta mulai bergerak, salah seorang wanita paruh baya yang melihat saya seketika langsung menghampiri dan menawarkan semacam buku saku sebagai panduan perjalanan menuju Bergen. Memang sih, rombongan kami benar-benar terlihat seperti turis dari Asia, terutama saya yang terlihat seperti "pendatang" yang butuh arahan dan bimbingan :D. Thank you, Lady!


Foto: Guide Book perjalanan dari Oslo menuju Bergen

Foto: Suasana di kereta

Kami menikmati perjalanan kereta yang "mampir" ke beberapa Daerah sebelum tiba di Bergen sambil melihat pemandangan penuh salju.

Foto: Menikmati perjalanan dengan pemandangan yang "dingin" menuju Myrdal

Kemudian kami pun tiba di Myrdal Station (Myrdal Stasjon) dan turun dari kereta, sebelum pindah ke kereta lain yang menuju Flåm. Myrdal merupakan suatu desa yang terletak di area pegunungan Norwegia. Ketika saya tiba disana, seluruh permukaan pegunungan dan dataran dipenuhi oleh salju yang cukup tebal, dengan suhu sekitar 0 derajat. Meski salju cukup tebal, namun udara tidak terasa terlalu dingin Karena angin tidak berhembus kencang dan matahari bersinar cerah. 

Foto: Menikmati dinginnya salju di Myrdal

Foto: Pemandangan di Myrdal Station

 Setelah menunggu beberapa menit sambil menikmati suasana salju, kereta klasik dengan gerbong berwarna hijau yang hendak membawa kami ke Flåm pun datang. Perjalanan menuju Flåm saya nikmati dengan kereta yang memiliki interior bernuansa coklat ini. Meskipun terlihat kuno, namun kereta ini terlihat sangat terawat dan yang paling penting: Bersih.

Perjalanan menuju Flåm saya nikmati dengan menikmati pemandangan mulai dari dinginnya suasana pegunungan dan bangunan seperti rumah khas Norwegia yang dipenuhi tumpukan salju, hingga hijaunya pemandangan pegunungan dan suasana kehidupan klasik khas Norwegia yang lebih hangat and asri.

Foto: Berfoto di bukit yang dipenuhi salju

Foto: Pemandangan yang mulai "menghijau"

Kami pun tiba di Flåm, dan turun dari kereta klasik, dan kemudian mencari kapal yang akan membawa kami untuk melanjutkan perjalanan “fjord tour” menuju Gudvangen. Flåm merupakan suatu desa yang memiliki perairan yang panjang yang dikelilingi oleh pegunungan yang terjal (Fjord yang terletak diujung bagian terdalam dari Aurlandfjorden, yang merupakan cabang dari Sognefjorden: bagian fjord yang terdalam dan terpanjang).


Saat itu, matahari bersinar cerah namun angin dingin yang berhembus cukup kencang, dengan suhu kurang lebih 7 derajat Celsius. Setelah bertanya ke tourism information dan beberapa orang yang kami temui, akhirnya kami pun menemukan kapal yang hendak membawa kami ke perjalanan selanjutnya.Inilah yang khas dari perjalanan di Norwegia. Fjord tour merupakan perjalanan dengan menggunakan kapal menyusuri perairan biru dan bersih yang panjang, diapit oleh pegunungan dataran tinggi yang terjal. Fjord ini sendiri terbentuk akibat erosi glasial. Saya pun tidak mau menyia-nyiakan momen, dan memberanikan diri keluar dan naik ke dek kapal dan mengambil gambar disana sembari menahan dinginnya angin yang berhembus sangat kencang.





Foto: Tiba di Flåm



Foto: Pemandangan dari balik jendela kapal

Foto: Indahnya pemandangan fjord dari atas dek kapal


Foto: Menikmati udara dingin dan bersih dari atas kapal


Setibanya di Gudvangen, kami turun dari kapal dan menunggu bis yang akan mengantarkan kami menuju destinasi selanjutnya yaitu Voss. Gudvangen merupakan suatu desa yang terletak di dekat sungai yang bermuara di Fjord. Saat saya tiba disana, udaranya cukup sejuk dan bersih dengan pemandangan pegunungan yang indah, didukung oleh matahari yang bersinar cerah dengan langit biru yang jernih. Tidak jauh dari tempat kami menunggu bis, terdapat jembatan kayu yang menghubungkan antara jalur kendaraan darat dengan jalan bagi pejalan kaki menuju pegunungan.


Foto: Saat menunggu bis di Gudvangen

Foto: Jembatan kayu di dekat pemberhentian bis


Beberapa menit kemudian, bis yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kami langsung memasukkan koper ke bagasi bis dan duduk di dalam bis, menikmati perjalanan menuju Voss, dilanjutkan dengan perjalanan menuju stasiun Bergen dengan menggunakan kereta yang lagi-lagi berkesan “klasik”.


Foto: Pemandangan sungai yang bening dilihat dari dalam bis


Kami pun tiba di Voss, yaitu sebuah kotamadya sekaligus kawasan tradisional yang terletak di Hordaland, Norwegia. Setibanya di Voss, kami langsung berjalan kaki menuju stasiun untuk mencari kereta menuju Bergen.

Perjalanan “Norway in a Nutshell” pun berakhir saat kami tiba di Bergen Station (Finally!!). Lelah? Ya. Kami pun berjalan menuju dekat pintu keluar dan merencanakan perjalanan berikutnya: menuju hotel. Sebelum itu, karena hari mulai sore, kami mampir ke mini market di dalam stasiun untuk membeli makan malam untuk dimakan di hotel.
Setelah itu, saya mencoba mencari arah menuju P-hotel Bergen yang telah dipesan sebelumnya (Thanks to Google Map & Free WiFi!). Hotel yang berjarak sekitar 1.4 km ini pun akhirnya kam tempuh dengan berjalan kaki sekitar 10-15 menit sembari membawa koper. Beruntung, rasa lelah sedikit terobati karena suasana cerah di kota Bergen dan lokasi hotel yang dekat dengan taman indah (semacam alun-alun kota) yang tengahnya dihiasi oleh air mancur. Setibanya di hotel, saya pun segera beristirahat sembari menikmati pemandangan dari balik jendela kamar.

Foto: Taman di Bergen


Foto: Suasana malam di kota Bergen dari balik jendela kamar hotel


(Bersambung ke tulisan berikutnya….)


Monday, June 5, 2017

Explore Norway: From Oslo to Bergen (1)

Assalamu'alaikum.... Setelah beberapa waktu pergi sana-sini sambil menyambut bulan suci Ramadan, akhirnya selesai sudah tulisan pengalaman perjalanan saya berikutnya. Semoga dapat menghibur sekaligus menambah wawasan bagi para pembaca, dan semoga tidak menimbulkan penyesalan setelah membaca tulisan saya 😀

Senin 24 April 2017 lalu, kami melakukan perjalanan menuju Oslo via pesawat dari bandara Kastrup, Denmark. Penerbangan empat delay sekitar 2 jam karena cuaca yang kurang kondusif di Oslo. 

Oslo merupakan ibukota dari negara Norwegia yang terletak di pantai selatan Norwegia. Kota ini menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan, sekaligus memiliki penduduk paling banyak dibandingkan dengan kota-kota lain di Norwegia.


Foto: Menunggu di Waiting Room Kastrup Airport, Denmark

Dan benar saja, saat tiba di Oslo, salju pun turun dan tampak petugas bandara sedang membersihkan area parkir dan landasan pacu pesawat terbang. Saat itu, suhu udara kurang lebih minus 1 derajat dan angin yang tampaknya berhembus cukup kencang bila dilihat dari balik kaca terminal bandara. Saya sempat khawatir, apakah outfit yang saya kenaikan cukup untuk menghangatkan diri bila berjalan diluar ruangan. Saya pun mencoba mengendalikan "pikiran" bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.

Foto: Pemandangan salju yang turun dari balik lorong menuju terminal Bandara di Oslo


Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta menuju Oslo Central Station. Perjalanan naik kereta pun saya nikmati karena penuh dengan pemandangan salju yang tentunya tidak dapat saya jumpai di negara tropis seperti Indonesia, terutama di pulau Jawa 😂


Foto: Pemandangan penuh salju selama perjalanan menuju Oslo Central Station


Setibanya di stasiun, kami melanjutkan perjalanan menuju  hotel yang berjarak sekitar 1,5 km dengan... Berjalan Kaki! Perjalanan ke hotel pun terasa "menyenangkan" sambil menikmati rasa "kedinginan" di sore hari waktu setempat. bersyukur, udara yang dingin cukup mengurangi rasa lelah karena berjalan sembari membawa koper, dan selama perjalanan menuju hotel udara dingin cukup bersahabat karena salju tidak tampak. Akhirnya kami pun tiba di hotel yang memiliki desain khas Eropa.

Foto: Penampakan bagian dalam Hotel dengan Lift yang ditutup Pintu


Setibanya di hotel, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di kamar. Ketika sinar matahari mulai redup, saya berniat untuk berjalan kaki sendiri di sekitar hotel sambil mencari makan malam. Beruntung di sekitar hotel banyak toko dan resto. Saya pun berjalan kaki dan  memilih resto yang aman dan halal untuk dikonsumsi, yaitu resto timur tengah dan membeli nasi buryani untuk kemudian dibawa ke kamar hotel. Sembari menunggu pesanan saya yang masih dimasak, saya pun disuguhkan segelas teh panas yang pekat dengan sensasi sedikit rasa "pedas" untu menghangatkan diri.

Foto: Segelas teh yang (benar-benar) panas dan semacam creamer atau gula (?)

Setelah pesanan saya datang dan selesai bertransaksi dengan pemilik resto, selanjutnya saya melanjutkan perjalanan ke ujung persimpangan untuk mencari mini market. Setelah itu saya bergegas kembali ke hotel karena udara yang semakin dingin, meski saat itu tidak turun salju.

Foto: Pemandangan di sekitar hotel pada sore hari menjelang malam

Sesampainya di kamar hotel, saya pun merasa kelaparan, entah karena kedinginan atau karena saya (memang) doyan makan. saya pun menikmati nasi biryani yang saya beli sebagai menu makan malam yang (ternyata) banyak! 😂 Setelah itu, saya "menyimpan tenaga" untuk perjalanan keesokan harinya.

Foto: Menu makan malam: Nasi Biryani

Keesokan paginya, kami bergegas check out dari hotel setelah menikmati sarapan, menuju Oslo Central Station dengan berjalan kaki.  Saat itu, kami berjalan ditemani salju yang dengan lembut turun dari langit (suhu sekitar minus 1-4 derajat).

Foto: Perjalanan menuju Oslo Central Station ditemani hujan salju

(Bersambung ke tulisan berikutnya....)





Sunday, May 21, 2017

Explore Denmark: Amalienborg Palace

Hari ketiga tiba di Denmark, kami diajak berkunjung ke istana ratu Denmark, Amalienborg Palace, yang berlokasi di Amalienborg Slotsplads 5, 1257 København K, Denmark. Istana ini merupakan tempat tinggal bagi Danish Royal Family.  Kepala negara Denmark saat ini adalah Ratu Margrethe II yang telah memimpin sejak 1972. Berdasarkan informasi dari Wikipedia, tempat ini terdiri dari empat bangunan istana berdesain klasik dengan gaya Rococo, yang mengelilingi halaman berbentuk segi delapan.  Di halaman tengah tersebut terdapat sebuah patung monumental pendiri Amalienborg, yaitu raja Frederick V yang sedang berkuda. 


Foto: Amalienborg Palace



Foto: Frederick V of Denmark


Tujuan utama kami ke istana ini adalah untuk melihat pergantian pasukan pengaman istana, atau bagi para turis biasa disebut dengan "Changing of The Guard Tour". Jadwal pergantian pasukan pengamanan pada pukul 12.00 waktu Denmark. Pada saat itu, kami tiba di istana sekitar pukul 11.30, sehingga kami masih punya beberapa waktu untuk berkeliling halaman istana. Angin yang kencang dengan suhu kurang dari 10 derajat Celcius membuat saya cukup kedinginan, meskipun sudah mengenakan 3 lapis pakaian termasuk coat yang cukup tebal. Kondisi itu membuat saya memiliki 2 pilihan, berjalan dan banyak bergerak atau masuk ke mobil untuk menghangatkan diri. Karena tidak mau menyia-nyiakan waktu, saya pun memilih untuk berjalan-jalan melihat sekeliling istana. Dari jalan utama, saya belok ke sebelah kiri istana utama. Disana saya menemui taman yang terdapat air mancur dan sebuah danau. Orang Danish menyebutnya "Amaliehavn" (The Amalie Garden).
Foto: Amaliehavn


Setelah puas melihat-lihat dan berfoto, udara makin terasa dingin dan langit yang cerah seketika berubah mendung. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 11.40, masih ada 20 menit lagi waktu untuk menunggu jadwal pergantian pasukan pengamanan. Karena mulai merasa kedinginan, kami pun memutuskan untuk menunggu di dalam mobil sembari menghangatkan diri. Tiba waktunya pukul 11.50, saya bergegas keluar dari mobil yang parkir tidak lebih dari 100 meter dari halaman depan istana. Ketika itu para wisatawan yang berkunjung mulai mengerumuni halaman dengan gerbang utama istana, karna beberapa penjaga mulai menyiapkan lokasi tempat diadakannya pergantian pasukan pengamanan istana. Saat itu langit mulai mendung dengan angin berhembus cukup kencang. Dan ketika para pasukan mulai berbaris, para pengunjung pun (termasuk saya) sibuk mengabadikan lewat foto  dan rekaman video. Meski gerimis turun, tidak menyurutkan antusiasme para pengunjung dari berbagai usia untuk menyaksikan momen pergantian pasukan pengamanan istana tersebut. Sayangnya, saya kehilangan beberapa file foto dan video prosesi pergantian pasukan tersebut, sehingga tidak banyak dokumenasi yang bisa saya bagikan di tulisan ini 🙁 

Foto: The Guards


Foto: Changing Guard


Saturday, May 13, 2017

Explore Denmark: Sakura at Langelinie Park, Copenhagen

Hari pertama tiba di Copenhagen yaitu pada 21 April 2017 lalu, saya diajak berjalan-jalan di salah satu taman yang menjadi daya tarik wisata di Copenhagen, yaitu Langelinie Park. Taman ini beralamat di Langeliniekaj 2, 2100 København, Denmark. Langelinie atau yang dalam bahasa Inggris berarti "Long Line", merupakan taman, dermaga, serta tempat bagi pejalan kaki dan pesepeda yang berada di pusat Copenhagen, Denmark. Langelinie ini sekaligus menjadi "rumah" bagi patung The Little Mermaid (seperti ulasan saya di blog post sebelumnya). Area ini telah lama menjadi tujuan utama bagi turis dari berbagai belahan dunia untuk berkunjung (sumber: en.wikipedia.org). Dari lokasi patung The Little Mermaid, Saya cukup berjalan beberapa ratus meter untuk mendapatkan pemandangan indah dan merasakan sensasi musim semi.


Foto: Pohon Sakura di Taman Langelinie, Kopenhagen


Pada saat musim semi seperti sekarang ini, pemandangan di taman sangatlah cantik, karena di satu area disana banyak ditumbuhi oleh pohon sakura yang sedang bermekaran. Tidak tanggung-tanggung, pohon sakura yang bermekaran indah itu sejumlah 200 pohon! Tidak heran bila saat berada disana, kita akan sangat merasakan suasana khas Jepang. Dan tiap tahunnya, di taman ini diadakan Copenhagen Sakura Festival, tepatnya tiap musim semi. Pada 29-30 April 2017 lalu pun diadakan festival sekaligus memperingati hubungan kerjasama diplomatik antara Jepang dan Denmark yang ke 150 tahun (sumber: www.littlescandinavian.com).  
Sayangnya, pada saat festival tersebut diselenggarakan, saya sedang berada di tempat lain sehingga tidak dapat menyaksikan langsung🙁

Melihat keindahan bunga sakura yang bermekaran, saya pun penasaran dengan asal muasal pohon-pohon sakura ini. Dengan bertanya ke beberapa orang yang saya temui dan mencari informasi melalui situs-situs resmi yang terpercaya, saya pun mencoba mengulas secara singkat mengenai taman sakura di Copenhagen ini, sekedar untuk menambah wawasan.


Foto: Pohon Sakura dan Icon Langelinie Park, Kopenhagen

Pohon-pohon sakura atau dalam bahasa Inggris disebut "cherry blossoms", yang ditanam di Langelinie Park, Copenhagen merupakan hadiah yang diberikan oleh Konsul Kehormatan Denmark di Hiroshima, Jepang pada 2005, untuk memperingati dua abad dari pendongeng asli Denmark, Hans Christian Andersen. Festival Sakura sendiri diadakan mulai tahun 2007. Agak berbeda dengan pohon sakura yang umumnya berwarna "pink", disini kita dapat menikmati keindahan bunga-bunga sakura yang berwarna lebih pucat  dari jauh terlihat seperti tumpukan kapas.

Foto: dari sisi jalur pejalan kaki dan sepeda Langelinie Park, Kopenhagen