Sunday, May 21, 2017

Explore Denmark: Amalienborg Palace

Hari ketiga tiba di Denmark, kami diajak berkunjung ke istana ratu Denmark, Amalienborg Palace, yang berlokasi di Amalienborg Slotsplads 5, 1257 København K, Denmark. Istana ini merupakan tempat tinggal bagi Danish Royal Family.  Kepala negara Denmark saat ini adalah Ratu Margrethe II yang telah memimpin sejak 1972. Berdasarkan informasi dari Wikipedia, tempat ini terdiri dari empat bangunan istana berdesain klasik dengan gaya Rococo, yang mengelilingi halaman berbentuk segi delapan.  Di halaman tengah tersebut terdapat sebuah patung monumental pendiri Amalienborg, yaitu raja Frederick V yang sedang berkuda. 


Foto: Amalienborg Palace



Foto: Frederick V of Denmark


Tujuan utama kami ke istana ini adalah untuk melihat pergantian pasukan pengaman istana, atau bagi para turis biasa disebut dengan "Changing of The Guard Tour". Jadwal pergantian pasukan pengamanan pada pukul 12.00 waktu Denmark. Pada saat itu, kami tiba di istana sekitar pukul 11.30, sehingga kami masih punya beberapa waktu untuk berkeliling halaman istana. Angin yang kencang dengan suhu kurang dari 10 derajat Celcius membuat saya cukup kedinginan, meskipun sudah mengenakan 3 lapis pakaian termasuk coat yang cukup tebal. Kondisi itu membuat saya memiliki 2 pilihan, berjalan dan banyak bergerak atau masuk ke mobil untuk menghangatkan diri. Karena tidak mau menyia-nyiakan waktu, saya pun memilih untuk berjalan-jalan melihat sekeliling istana. Dari jalan utama, saya belok ke sebelah kiri istana utama. Disana saya menemui taman yang terdapat air mancur dan sebuah danau. Orang Danish menyebutnya "Amaliehavn" (The Amalie Garden).
Foto: Amaliehavn


Setelah puas melihat-lihat dan berfoto, udara makin terasa dingin dan langit yang cerah seketika berubah mendung. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 11.40, masih ada 20 menit lagi waktu untuk menunggu jadwal pergantian pasukan pengamanan. Karena mulai merasa kedinginan, kami pun memutuskan untuk menunggu di dalam mobil sembari menghangatkan diri. Tiba waktunya pukul 11.50, saya bergegas keluar dari mobil yang parkir tidak lebih dari 100 meter dari halaman depan istana. Ketika itu para wisatawan yang berkunjung mulai mengerumuni halaman dengan gerbang utama istana, karna beberapa penjaga mulai menyiapkan lokasi tempat diadakannya pergantian pasukan pengamanan istana. Saat itu langit mulai mendung dengan angin berhembus cukup kencang. Dan ketika para pasukan mulai berbaris, para pengunjung pun (termasuk saya) sibuk mengabadikan lewat foto  dan rekaman video. Meski gerimis turun, tidak menyurutkan antusiasme para pengunjung dari berbagai usia untuk menyaksikan momen pergantian pasukan pengamanan istana tersebut. Sayangnya, saya kehilangan beberapa file foto dan video prosesi pergantian pasukan tersebut, sehingga tidak banyak dokumenasi yang bisa saya bagikan di tulisan ini 🙁 

Foto: The Guards


Foto: Changing Guard


Saturday, May 13, 2017

Explore Denmark: Sakura at Langelinie Park, Copenhagen

Hari pertama tiba di Copenhagen yaitu pada 21 April 2017 lalu, saya diajak berjalan-jalan di salah satu taman yang menjadi daya tarik wisata di Copenhagen, yaitu Langelinie Park. Taman ini beralamat di Langeliniekaj 2, 2100 København, Denmark. Langelinie atau yang dalam bahasa Inggris berarti "Long Line", merupakan taman, dermaga, serta tempat bagi pejalan kaki dan pesepeda yang berada di pusat Copenhagen, Denmark. Langelinie ini sekaligus menjadi "rumah" bagi patung The Little Mermaid (seperti ulasan saya di blog post sebelumnya). Area ini telah lama menjadi tujuan utama bagi turis dari berbagai belahan dunia untuk berkunjung (sumber: en.wikipedia.org). Dari lokasi patung The Little Mermaid, Saya cukup berjalan beberapa ratus meter untuk mendapatkan pemandangan indah dan merasakan sensasi musim semi.


Foto: Pohon Sakura di Taman Langelinie, Kopenhagen


Pada saat musim semi seperti sekarang ini, pemandangan di taman sangatlah cantik, karena di satu area disana banyak ditumbuhi oleh pohon sakura yang sedang bermekaran. Tidak tanggung-tanggung, pohon sakura yang bermekaran indah itu sejumlah 200 pohon! Tidak heran bila saat berada disana, kita akan sangat merasakan suasana khas Jepang. Dan tiap tahunnya, di taman ini diadakan Copenhagen Sakura Festival, tepatnya tiap musim semi. Pada 29-30 April 2017 lalu pun diadakan festival sekaligus memperingati hubungan kerjasama diplomatik antara Jepang dan Denmark yang ke 150 tahun (sumber: www.littlescandinavian.com).  
Sayangnya, pada saat festival tersebut diselenggarakan, saya sedang berada di tempat lain sehingga tidak dapat menyaksikan langsung🙁

Melihat keindahan bunga sakura yang bermekaran, saya pun penasaran dengan asal muasal pohon-pohon sakura ini. Dengan bertanya ke beberapa orang yang saya temui dan mencari informasi melalui situs-situs resmi yang terpercaya, saya pun mencoba mengulas secara singkat mengenai taman sakura di Copenhagen ini, sekedar untuk menambah wawasan.


Foto: Pohon Sakura dan Icon Langelinie Park, Kopenhagen

Pohon-pohon sakura atau dalam bahasa Inggris disebut "cherry blossoms", yang ditanam di Langelinie Park, Copenhagen merupakan hadiah yang diberikan oleh Konsul Kehormatan Denmark di Hiroshima, Jepang pada 2005, untuk memperingati dua abad dari pendongeng asli Denmark, Hans Christian Andersen. Festival Sakura sendiri diadakan mulai tahun 2007. Agak berbeda dengan pohon sakura yang umumnya berwarna "pink", disini kita dapat menikmati keindahan bunga-bunga sakura yang berwarna lebih pucat  dari jauh terlihat seperti tumpukan kapas.

Foto: dari sisi jalur pejalan kaki dan sepeda Langelinie Park, Kopenhagen

Tuesday, May 9, 2017

Explore Denmark: The Little Mermaid Statue


    Alhamdulillah, beberapa waktu lalu saya diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa. Kesempatan ini pun tidak saya sia-siakan begitu saja. Atas ide dari seorang teman yang suka menulis, saya pun kemudian mengabadikan momen kunjungan saya ke dalam bentuk tangkapan layar dan tulisan. dan inilah tulisan pertama saya tentang perjalanan yang saya lakukan.

    Saat berkunjung ke Copenhagen, Denmark, tidak lupa saya mengunjungi tempat-tempat yang terkenal dan umum didatangi para turis. Salah satunya adalah patung “The Little Mermaid”, atau dalam bahasa Danish "Den lille havfrue".  Patung yang terbuat dari perunggu ini diciptakan oleh Edvard Eriksen, yang ditampilkan di atas sebuah batu besar di pinggiran tempat beberapa kapal layar berlabuh. Patung ini beralamat di Langelinie, 2100 København Ø, Denmark. Patung ini terinspirasi dari dongeng yang diciptakan oleh penulis asli Denmark, Hans Christian Andersen. Patung ini menjadi salah satu daya Tarik terbesar bagi para turis untuk berkunjung ke Denmark sejak 1913 (sumber wikipedia.org)


 (Foto: The Little Mermaid Statue)


    Saat saya berkunjung kesana pun, Patung ini ramai dikerumuni, entah oleh para turis maupun para penduduk setempat. Meskipun saat itu sudah menjelang sore dengan langit mendung berawan dan angin berhembus kencang terasa cukup menusuk kulit, masih banyak orang yang berada di dekat patung tersebut untuk mangabadikan momen di sekitar patung ini.


(Foto: Pemandangan dari atas, terlihat beberapa turis berfoto di dekat patung The Little Mermaid)

    Bagi yang belum membaca atau menonton cerita The Little Mermaid, ulasan yang saya tulis mungkin dapat sedikit menambah wawasan pembaca tentang dongeng putri duyung ini. Sebenarnya, dongeng putri duyung kecil ini telah memiliki banyak versi cerita, hingga saat ini tidak ada yang mengetahui bagaimana versi asli dari cerita sebenarnya. Saya mencoba menceritakan kembali kisah putri duyung kecil berdasarkan cerita yang saya baca di salah satu website yang terpercaya.

    The Little Mermaid merupakan dongeng ke-16 H.C Andersen, yang dipublikasikan pertama kali pada April 1837 dengan judul asli berbahasa Danish "Den lille havfrue". Dongeng ini mengisahkan tentang seorang putri duyung yang rela menyerahkan hidupnya dan identitas dirinya sebagai seorang duyung pada lautan untuk memperoleh jiwa sebagai manusia. Putri duyung merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara yang tinggal bersama kelima kakaknya, ayah yang merupakan seorang raja laut yang telah bertahun-tahun menduda, serta neneknya yang sangat menyayanginya. sehari-hari, sang putri bermain di aula istana dasar laut. Ia selalu mendambakan saat-saat dirinya dapat melihat kehidupan di atas laut. Suatu hari, sang nenek berkata bahwa saat berusia 15 tahun putri duyung dapat naik ke atas laut dan bermain di bebatuan untuk melihat kapal dan dunia daratan. Sang putri duyung bungsu pun sangat menanti saat dirinya menginjak usia 15 tahun. 
    Hingga sampai pada waktunya ia menginjak usia 15 tahun, putri duyung bungsu pun mendapatkan izin untuk berenang hingga ke atas laut dan melihat kehidupan di daratan. Ketika itu, putri duyung bungsu melihat sebuah kapal pesiar dengan banyak manusia di dalamnya sedang merayakan pesta. Salah satu yang dilihatnya adalah seorang pria tampan yang tidak lain merupakan seorang pangeran berusia 16 tahun. Putri duyung bungsu pun seketika langsung mengagumi ketampanan dan senyuman sang pangeran yang sedang bercengkerama dengan para penumpang kapal lainnya. 
    Hingga tiba saatnya perahu yang ditumpangi pangeran berlayar. Ketika itu angin bertiup kencang dan seketika langit berubah menjadi gelap dan badai pun datang. Gelombang ombak yang kencang membuat perahu yang ditumpangi pangeran dan penumpang lain terbelah dua, dan putri duyung bungsu melihat sang pangeran tenggelam. Putri duyung tidak ingin sang pangeran turun ke dasar laut menemui ayahnya sebagai seorang yang tidak bernyawa, oleh karenanya ia langsung berenang menghampiri sang pangeran yang tidak sadarkan diri untuk menolongnya. Putri duyung kecil berenang membawa sang pangeran tampan ke daratan dekat sebuah bangunan putih besar dan merebahkan tubuh pangeran yang masih tidak sadarkan diri ke pohon palem yang disinari oleh matahari. Putri duyung kecil kemudian bergegas sembunyi di dalam air saat mendengar ada beberapa orang yang keluar dari istana. Salah seorang perempuan muda yang baik hati tidak sengaja mendekati sang pangeran tampan yang tengah berbaring dan dengan panik berteriak memanggil bala bantuan untuk sang pangeran. Tidak lama kemudian pangeran tampan tersebut sadarkan diri dan tersenyum melihat ke sekitar orang yang berkerumun di dekatnya, namun tidak ke putri duyung yang bersembunyi. Putri duyung yang menyaksikan kejadian tersebut sembari bersembunyi tetiba merasa sedih dan kemudian berenang kembali ke dasar laut. Sejak kejadian itu, sang putri duyung bungsu merahasiakan ceritanya dan terus merasa sedih karena tidak dapat bertemu lagi dengan sang pangeran.
    Sampai pada suatu saat ia bercerita pada salah satu kakaknya, dan kakaknya pun membantunya untuk mencari kerajaan pangeran tersebut. Usaha pencarian pun berbuah manis, dan setiap hari sang putri duyung muda memandangi pangeran tampan sembari bersembunyi di dekat istana. Sampai pada suatu saat putri duyung muda bertanya pada sang nenek, mengapa manusia tidak dapat hidup lama seperti halnya duyung yang dapat hidup ratusan tahun. Neneknya pun memberikan alasan, dan menjelaskan bahwa ketika duyung meninggal, maka jiwanya akan lenyap seperti buih ombak. Sedangkan apabila manusia meninggal, raganya akan menyatu dengan tanah namun jiwanya akan hidup abadi di surga yang indah, yang tidak pernah dilihat sebelumnya di bumi. Sang putri duyung kecil pun berkata bahwa ia bersedia merelakan kehidupan 300 tahunnya demi merasakan kehidupan manusia. Awalnya sang nenek menolak, namun kemudian dia berkata bahwa putri duyung kecil dapat mewujudkan keinginannya untuk memperoleh jiwa yang abadi di kehidupan Surgawi apabila ada seorang laki-laki yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati melebihi cinta laki-laki tersebut kepada kedua orang tuanya. Apabila pria tersebut berjanji untuk setia dan hidup bersama selamanya, maka putri duyung kecil dan pria tersebut dapat hidup bersama sebagai manusia. Namun hal tersebut mustahil, karena manusia melihat kecantikan dari tubuh yang dibuatnya sebagai kaki, yang tidak dimiliki oleh seekor duyung.
    Kecintaannnya pada pangeran yang melebihi apapun membuat putri duyung kecil bersikeras ingin memenangkan hati sang pangeran. Ia pun kemudian berenang menjauhi tempat tinggalnya dan mendekati kumparan air yang ternyata mengantarkannya ke rumah seorang penyihir laut. Awalnya sang putri duyung kecil merasa ketakutan akan suasana yang menyeramkan disana, namun kemudian sang penyihir berkata, "Aku tahu apa yang kamu inginkan. Kamu ingin menghilangkan ekormu dan menggantinya dengan sepasang kaki manusia, kemudian mendatangi pangeran untuk memenangkan hatinya dan memperoleh jiwa yang abadi bersamanya.". Penyihir kemudian melanjutkan, "Aku dapat membantumu. Yang harus kau lakukan adalah berenang ke tepian sebelum matahari terbit, naiklah ke daratan dan minumlah ramuan yang kubuat. Kelak ekor mu akan terbelah dan berubah menjadi sepasang kaki yang indah. Kamu akan memiliki kaki yang indah dan mahir berdansa, namun hal tersebut akan terasa sangat sakit seperti ditusuk-tusuk pisau. Apakah kamu mau menerima itu semua?". Dengan membayangkan sang pangeran, putri duyung kecil pun menerima tawaran sang penyihir. Penyihir kemudian mengingatkan bahwa sekali sang putri duyung kecil menjadi manusia, ia tidak dapat kembali lagi menjadi seekor duyung, dan ia pun tidak dapat kembali berkumpul lagi dengan ayah dan keluarganya. Selain itu, apabila putri duyung tidak dapat memenangkan hati pangeran tampan hingga membuatnya melupakan orangtuanya dan mengikat janji hingga pernikahan, maka sang putri duyung kecil tidak akan dapat memperoleh jiwa yang abadi. Ditambah lagi, apabila sang pangeran memutuskan untuk menikahi perempuan lain, maka sang putri duyung kecil akan patah hati setiap harinya, hingga kemudian di suatu pagi dirinya berubah menjadi buih ombak di lautan. Karena kecintaannya dengan sang pangeran yang begitu dalam, putri duyung kecil pun menyanggupi resiko yang akan diterimanya.
    Namun, ternyata penyihir memberikan syarat untuk memenuhi keinginan putri duyung kecil. Sang penyihir mengetahui hal terbesar yang dimliki putri duyung yaitu suara indahnya hingga penyihir pun ingin mengambil dan memilikinya. Sang penyihir berusaha merajuk putri duyung kecil hingga akhirnya ia menyetujui keinginan sang penyihir. Penyihir kemudian memberikan ramuannya kepada putri duyung kecil dan memotong lidah putri duyung kecil. Putri duyung kecil saat ini tidak mampu bernyanyi maupun berbicara. Setelah itu, putri duyung kecil meminum ramuan setelah berada di dekat istana sang pangeran. Ramuan yang pahit tersebut membuatnya tidak sadarkan diri dan ketika tersadar, sang pangeran tampan telah berada di dekatnya bersama seorang pelayan dan membawanya masuk ke dalam istana.  Saat pangeran bertanya identitas dirinya, sang putri duyung tidak mampu berbicara untuk menjawab maupun menulis untuk memberitahu. Ia kini menjadi gadis cantik yang bisu dan lugu. Namun ia disukai oleh seluruh penghuni istana. Dan saat waktu berdansa, sang duyung kecil yang disebut oleh pangeran sebagai "dear little foundling" itu pun mampu menggerakkan kaki indahnya dengan gemulai sehingga memukau seluruh penghuni istana yang menyaksikannya berdansa, tidak terkecuali sang pangeran. Hari demi hari, sang putri duyung kecil makin dekat dengan sang pangeran. Sang pangeran pun makin menyayangi sang putri duyung kecil yang dianggapnya cantik dan tulus menyayanginya. Pangeran tampan berkata, "Engkau mengingatkanku pada seorang wanita yang menolongmu saat aku tenggelam ketika hujan badai, dimana orang lain sibuk untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dirimu sangat mirip dengannya dan aku mencintaimu. Kita tidak akan pernah berpisah." Jelasmya kepada putri duyung kecil.
    Beberapa waktu berlalu, tersebar rumor bahwa pangeran akan menikahi putri dari kerajaan seberang. Hal ini didasarkan atas keinginan sang raja, dan pangeran pun terpaksa menurutinya. Sang pangeran berkata pada putri duyung kecil "Aku terpaksa melakukan perjalanan ke istana seberang dan menemui putri tersebut karena ayahku, namun aku tidak akan pernah mencintainya. Aku hanya ingin menikahimu, gadis ku yang bisu dan lugu." Dan ketika sang pangeran bertemu dengan putri dari kerajaan seberang yang ternyata berparas cantik jelita, berambut panjang, dan bermata biru, ia pun teringat bahwa putri tersebut adalah gadis yang menolongnya ketika ia tenggelam dan terdampar I daratan dekat bangunan putih. Pangeran pun terkejut dan jatuh cinta seketika dengan putri tersebut. Pangeran pun memutuskan untuk menikahi sang putri dari kerajaan seberang. Putri duyung kecil merasa sangat sedih, karena sebenarnya ia lah yang menolong pangeran saat tenggelam dan meletakkan pangeran ke daratan hingga ditemukan oleh putri dari kerajaan seberang tersebut, namun ia tidak dapat mengatakannya. Ketika menjelang malam, sang putri duyung semakin larut dalam kesedihan dan meratapi dirinya yang telah rela mengorbankan hidupnya, menjauhi keluarganya, dan rela kehilangan suara indahnya demi pangeran yang saat ini telah menikah dengan putri lain.
Ketika malam menjelang dan melihat ke bawah laut, putri duyung kecil melihat saudaranya berada di bawah laut. Kakaknya berkata "Kami memotong rambut dan memberikannya kepada penyihir laut sebagai imbalan atas permintaan kami agar kamu dapat kembali ke dasar laut bersama kami. Penyihir memberikan pedang ini dan berkata bahwa kamu dapat menusuk pangeran tepat di jantungnya. Dan ketika kamu menusuknya sebelum matahari terbit, dan darahnya mengalir ke kakimu, maka itu akan mengubah kakimu menjadi ekor ikan seperti sedia kala. Kamu pun dapat kembali hidup di laut bersama kami.".
    Putri duyung kecil kemudian berjalan memasuki kamar pengantin sembari membawa pedang yang diberikan oleh kakakknya. Saat mendekati pangeran yang tengah tertidur pulas bersama pengantinnya, sang putri duyung kecil tidak sampai hati membunuh sang pangeran dan mencium kening sang pangeran. Hinggap tiba waktunya matahari terbit, putri duyung pun bersiap terjun ke laut dan berubah menjadi bulir ombak. Saat matahari terbit, putri duyung kecil tidak merasakan kematian pada dirinya. Ia justru merasa dirinya berubah menjadi sangat transparan dan jiwanya naik ke langit dan mendengar suara-suara yang tidak berwujud. Itu adalah suara putri angin. Para putri angin menjelaskan bahwa karena pengorbanan tulus yang dimiliki sang putri duyung kepada manusia yang dicintainya, maka ia tidak mati sebagai bulir ombak, namun jiwanya dapat hidup abadi. Sesaat itu juga sang putri duyung merasakan sesuatu yang hangat dapat meneteskan air matanya untuk pertama kali. (Cerita lengkap di http://www.andersen.sdu.dk).


(Foto: Bersama patung "The Little Mermaid")

    Hingga kini, Patung “The Little Mermaid” masih tetap menjadi icon dari Copenhagen, Denmark. Meskipun patung ini telah mengalami beberapa kali perusakan yang dilakukan oleh sejumlah oknum, namun patung ini terus diperbaiki. Dan sejak penciptanya meninggal dunia, telah banyak patung replica yang dibuat oleh keluarga dari sang pencipta dan diletakkan di berbagai tempat di negara lain, seperti New Zealand, Columbia, maupun Canada (sumber Wikipedia.org).